Laman

Saturday 16 February 2013

Contoh Makalah Jenis - Jenis Laporan Keuangan ( Lengkap )






KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena telah melimpahkan rahmatNya  sehingga makalah Jenis – Jenis Laporan Keuangan ini dapat terselesaikan  tepat  pada waktunya. Makalah ini dibuat guna menunjukkan partisipasi kami dalam menyelesaikan tugas pembuatan makalah sebagai salah satu penunjang nilai mata kuliah Analisis Finansial. Tak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Semoga  makalah  ini  bermanfaat  untuk  memberikan  kontribusi  kepada  mahasiswa  prodi  teknik industri sebagai  bekal  pengalaman nyata.  Dan  tentunya  makalah  ini  masih  sangat  jauh  dari sempurna.  Untuk  itu  kepada  dosen   kami  minta  masukannya  demi  perbaikan  pembuatan  makalah  kami  di  masa  yang  akan  datang.


Makassar, 14 februari 2013



Nama




BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah
Laporan keuangan disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan
(SAK) yang telah ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). SAK  memberikan fleksibilitas bagi manajemen dalam memilih metode maupun  estimasi akuntansi yang dapat digunakan. Wardhani (2008) menyatakan  fleksibilitas tersebut akan mempengaruhi perilaku manajer dalam melakukan pencatatan akuntansi dan pelaporan transaksi keuangan perusahaan.  Kebebasan dalam  memilih metode ini, dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan laporan keuangan yang berbeda-beda di setiap perusahaan. Karena aktivitas perusahaan yang dilingkupi dengan ketidakpastian maka penerapan prinsip konservatisme menjadi salah satu pertimbangan perusahaan dalam kaitannya dengan akuntansi dan laporan keuangannya. Konsep ini mengakui biaya dan rugi lebih cepat, mengakui pendapatan dan untung lebih lambat, menilai aktiva dengan nilai yang terendah, dan kewajiban dengan nilai yang tertinggi. Konservatisme merupakan prinsip akuntansi yang jika diterapkan akan menghasilkan angka-angka pendapatan dan aset cenderung rendah, serta angka-angka biaya cenderung tinggi. Akibatnya, laporan keuangan akan menghasilkan laba yang terlalu rendah (understatement). Kecenderungan seperti itu terjadi karena konservatisme menganut prinsip memperlambat pengakuan pendapatan serta mempercepat pengakuan biaya. Secara tradisional, konservatisme dalam   akuntansi dapat diterjemahkan melalui pernyataan tidak mengantisipasi
keuntungan, tetapi megantisipasi semua kerugian (Watts, 2003a)

I.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan Makalah ini yaitu:
1.      Untuk mengetahui pengertian dari jenis-jenis laporan keuangan
2.      Mengetahui poin penting dari masing-masing jenis laporan keuangan
3.      Memberikan contoh dari masing-masing jenis laporan keuangan
4.      Mampu menjela menjelaskan hubungan dari masing-masing jenis laporan keuangan.




BAB II
LANDASAN TEORI

II.1. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan (financial statement) adalah hasil akhir dari akuntansi yang merupakan suatu ringkasan transaksi keuangan. Laporan keuangan disajikan dengan maksud memberikan informasi mengenai posisi harta, utang, dan modal serta perolehan laba atau rugi yang menunjukkan hasil aktivitas yang terjadi dalam rumah tangga perusahaan dan membantu pimpinan dalam pengambilan keputusan.

Seperti dalam perusahaan jasa, pada umumnya laporan keuangan yang disusun dalam perusahaan dagang meliputi:
1. laporan laba/rugi,
2. laporan perubahan modal,
3. neraca,
4. laporan arus kas.

Laporan Keuangan biasanya dilaporkan oleh perusahaan publik sebanyak empat kali, dalam periode per tiga bulanan. Tiap laporan biasanya harus sudah bisa diumumkan pada hari terakhir bulan berikut per masing-masing periode tiga bulanan, misal laporan Maret harus sudah keluar akhir April, laporan Juni harus keluar Juli, dst. Pengecualian adalah laporan keuangan periode terakhir pada triwulan ke-4 yang juga dianggap sebagai laporan keuangan tahunan, karena laporan tahunan harus diaudit, maka penerbitannya agak lama dan biasanya maksimal tanggal 31 Maret setiap tahunnya. Kadangkala ada perusahaan yang agak terlambat menerbitkan laporannya. Kita perlu menaruh perhatian untuk kasus-kasus ini. Apa ada masalah dengan keuangan perusahaan sehingga proses pelaporan harus menunggu agak lama.

Contoh:
Contoh laporan tahunan di media bisa dilihat di bawah ini:
Laporan Keuangan CLPI Tahun Buku 2010 (klik gambar untuk melihat versi asli)

Laporan keuangan di atas adalah laporan keuangan tahunan (yang sudah diaudit) dari PT Colorpak Indonesia Tbk (CLPI). Ini adalah versi laporan keuangan yang dilaporkan di media.
Ada beberapa cara untuk mendapatkan laporan keuangan:
  • Dari media massa tempat dimuatnya laporan keuangan. Cara ini paling tidak efisien karena kita harus minimal berlangganan media tersebut, biasanya adalah harian bisnis yang terkemuka seperti Bisnis Indonesia, Investor Daily, atau harian umum Kompas.
  • Dari Situs perusahaan terkait. Tapi cara ini juga kurang efisien karena kadang-kadang perusahaan jarang memutakhirnya situs mereka.
  • Dari Situs IDX (Bursa Efek Indonesia). Ketika kode emiten yang terkait dan Anda akan bisa mengakses sejarah dokumen yang diterbitkan perusahaan, termasuk laporan keuangannya.
  • Dari buku laporan tahunan (Annual Report) yang diterbitkan perusahaan. Pada bagian akhir buku ini biasanya terdapat laporan keuangan untuk tahun buku yang dimaksud.
  • Cara terakhir, menghubungi sekretaris perusahaan. Ini bila Anda kesulitan mengakses dari berbagai metode di atas.
II.2 Jenis – Jenis Laporan Keuangan
II.2.1 Laporan Neraca
Seperti namanya, laporan neraca (balance sheet) berguna untuk menimbang posisi keuangan perusahaan. Ada sisi kiri untuk Aset dan sisi kanan untuk Kewajiban dan Ekuitas. Dalam istilah akuntansi kadang-kadang aset disebut sebagai Aktiva, sedang Kewajiban disebut sebagai Pasiva (atau liabilities). Perlu diperhatikan penggambaran kiri dan kanan  hanyalah kiasan. Bisa saja laporan aset dilaporkan lebih dulu di posisi atas, setelah itu laporan kewajiban di bawahnya. Tak usah pusing dengan istilah-istilah ini. Yang penting kita paham bahwa konsep dasarnya adalah adanya aset (harta yang dimiliki perusahaan) akan menyebabkan adanya kewajiban (harta yang dimiliki oleh pemodal dan orang lain).
Ada aturan akuntansi penting yaitu kedua sisi neraca harus bernilai sama. Maka disebut seimbang (balance). Aturan ini agar kita bisa mengecek di mana letak posisi harta perusahaan agar bisa dipantau kesehatan keuangannya. Dari neraca inilah orang lain dapat membaca di mana, kemana, dan kapan keuangan perusahaan berubah.
Aset adalah harta yang dimiliki perusahaan, yang terdiri dari: kas atau setara kas, benda tak bergerak (seperti tanah, gedung) dan juga barang bergerak seperti kendaraan, dan bahkan ada juga harta non fisik (seperti nilai yang dibayar untuk akuisisi anak perusahaan). Aset juga meliputi piutang perusahaan, pajak yang sudah dibayar di muka, serta biaya-biaya yang sudah dibayar di muka. Prinsipnya segala sesuatu yang berniai yang bisa diakui milik perusahaan itulah disebut aset.
Kewajiban dan Ekuitas menunjukkan asal muasal harta perusahaan berasal. Kewajiban terdiri dari: hutang perusahaan pada pihak lain, pajak yang belum dibayar, uang muka dari pihak lain, biaya sewa yang masih berjalan. Ekuitas sendiri menunjukkan hak milik dari pemegang saham yang terdiri dari dua komponen, yaitu: modal usaha dan nilai laba usaha (atau kerugian usaha). Prinsipnya segala sesuatu yang bisa diakui milik pihak lain akan masuk neraca bagian kanan, atau Kewajiban dan Ekuitas ini.
Yang dimaksud dengan Neraca adalah laporan yang berisi harta (asset), utang atau kewajiban-kewajiban pada pihak lain (liebilities) beserta modal (capital) dari suatu perusahaan pada saat tertentu. Oleh karena itu Neraca terdiri dari tiga kelompok, yaitu aktiva, kewajiban, dan modal.
Untuk kelompok aktiva diklasifikasikan dari tingkat likuiditasnya (mudah diuangkan). Klasifikasi untuk aktiva:
a. Aktiva lancar (Current assets)
b. Aktiva tetap (Fixed assets)
• Aktiva lancar
terdiri dari semua aktiva yang mudah dijadikan uang dalam jangka waktu yang relatif pendek. Aktiva lancar pada umumnya terdiri dari:
1. Kas: uang tunai, uang di bank, cek, wesel pos, dan tabungan di bank.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjkQOhWApbFImRFwxPuPqV8Qj2zNTvBMYyw1LIMCotLZZaBmmgzpPRIgKvOC_2dTe9ZqztmjefeHfdoQJknzeoIT2GdjmqLlnDma6WD4_TLCR9XsjbhqldP4jS_IgVNa9MH1nU7V6IIpgU/s400/d3.jpghttp://i2.wp.com/bolasalju.com/wp-content/uploads/2012/02/CLPI_Financial_Statements-2010.jpg?resize=584%2C7362. Wesel Tagih (Not Receivable): surat janji (promes) yang datang dari seseorang tentang kesanggupan membayar pada tanggal tertentu. Wesel (promes) ini dapat dijual seketika untuk dijadikan uang tunai.
3. Piutang Dagang (Account Receivable): yaitu tagihan kepada para langganan baik perorangan atau perusahaan sebagai akibat dari kegiatan perusahaan piutang pada umumnya mempunyai jangka waktu yang tetap sesuai dengan perjanjian.
4. Persediaan Barang (Merchandise Inventory): terdiri dari barang dagangan yang sengaja dibeli untuk dijual kembali dalam rangka kegiatan perusahaan.
5. Perlengkapan Toko (Store Sapplies): yaitu semua perlengkapan toko seperti kertas pembungkus, peti-peti kemasan, karton dan sebagainya.
6. Perlengkapan Kantor (Office Supplies): terdiri dari alat-alat tulis seperti kertas tik, kertas stensil, pensil, amplop, blanko-blanko surat, dan sebagainya.
7. Biaya-biaya yang dibayar di muka (Prepaid Expence): yaitu seluruh biaya-biaya yang telah dibayar lebih dahulu walaupun belum masanya. Karena biaya ini telah dibayar di muka, maka kita mempunyai tagihan. Contoh: uang muka sewa.
• Aktiva Tetap (Fixed/Plant Assets)
terdiri dari aktiva yang sifatnya relatif tetap dan mempunyai jangka waktu perputaran lebih dari satu tahun. Aktiva ini dapat berwujud atau tidak berwujud. Adanya aktiva tetap ini untuk menjalankan aktivitas perusahaan bukan untuk dijual. Termasuk di dalamnya antara lain:
1. Peralatan Kantor (Office Equipment): uaitu peralatan kantor yang tahan lama
seperti: meja, kursi, lemari arsip, mesin tik dan peralatan lainnya.
2. Alat Pengangkut (Delivery Equipment): sarana perusahaan yang dipakai untuk mengangkut barang seperti: truk, gerobak, dan sebagainya.
3. Gudang (Building): yaitu bangunan perusahaan baik untuk tempat usaha seperti toko atau kantor.
4. Mesin-mesin (Machinery): yaitu mesin-mesin untuk memperoduksi barang seperti mesin cetak, mesin pintal, tenun, dan sebagainya.
5. Tools (alat-alat): ialah alat-alat untuk menjalankan perusahaan misalnya kunci, catok, dongkrak dan sebagainya.
Inilah kelompok yang termasuk akun harta, perusahaan semakin besar, semakin
banyak kelompok harta baik harta lancar atau harta tetap.
Pasiva (liabilities) adalah kewajiban perusahaan yang harus dibayar kepada pihak ketiga (kreditur). Pasiva (liabilities) sesuai dengan jangka waktu atau umurnya dibagi dalam:
1. Utang jangka pendek (current liabilities)
2. Utang jangka panjang (long term liabilities)
Utang jangka pendek, yaitu utang yang harus segera dilunasi, paling lambat umur dari utang ini satu tahun. Yang termasuk utang jangka pendek di antaranya:
1. Utang Wesel/Wesel Bayar: yaitu wesel yang harus kita bayar kepada pihak lain yang pernah kita berikan kepadanya. Biasanya umur utang wesel adalah 30 hari, 60 hari, atau 90 hari.
2. Utang Dagang (Account Payable): utang kepada rekanan (suplier) yaitu utang dalam rangka kegiatan perusahaan, atau utang ini terjadi karena membeli barang yang belum dibayar.
3. Biaya-biaya yang harus dibayar: yaitu biaya-biaya yang belum kita lunasi dalam periode pembukuan tertentu. Misalnya utang gaji, utang upah dan utang-utang biaya lainnya.
Utang jangka panjang (long term liabilities), yang termasuk utang ini adalah semua utang yang pembayarannya relatif lama. Seperti utang obligasi (bond payable), utang hipotek (mortage payable), dan sebagainya.
Komponen terakhir dari pasiva adalah modal (capital). Modal/capital diperoleh dari selisih atau nilai lebih assets dengan liabilities. Nilai lebih ini merupakan hak dari pemilik perusahaan.
Secara teknis urutan penyusunan Neraca adalah sebagai berikut:
1. Menuliskan nama perusahaan.
2. Menuliskan jenis laporan, dalam hal ini Neraca.
3. Menuliskan saat keadaan keuangan perusahaan itu dilaporkan, misalnya tanggal, bulan dan tahun tertentu.
4. Menyajikan aktiva, kewajiban dan modal disusun sesuai dengan ketentuan, dan prinsip-prinsip akuntansi Indonesia.
Penyusunan Neraca dapat dilakukan dalam 2 cara:
1. Bentuk laporan (Staffel)
2. Bentuk Scontro
Sumber penyusunan Neraca diambil dari kertas kerja lajur Neraca dengan ketentuan sebagai berikut:
a. untuk aktiva berada di lajur Neraca sebelah debet.
b. untuk kewajiban datanya di lajur Neraca sebelah kredit.
c. untuk modal diambil dari modal akhir hasil laporan perubahan modal.
Contoh:
Berdasarkan kertas kerja PD Asih Jaya, Semarang per 31 Desember 2005. dapat disusun neraca sebagaimana ntampak pada Tabel 2.8 berikut ini.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7gandjHvnK7AywwpPxI6POHs5trHDuV6QAO86L-ouWMUEq6xdSpdq8uAkyU2TtTGowrhpmn6onqhXRiqRES3ObKf4xPjd6CWWqzJmY-22S67F3arptGTsD2Zc4OPxmfV7jrAnzqICJ40/s400/d4.jpg


II.2.2 Laporan Laba/Rugi (Income Statement)
Seperti namanya, laporan ini mengungkap bagaimana kinerja perusahaan, apakah menghasilkan keuntungan atau kerugian. Di dalam laporan ini kita dapat melihat jumlah pendapatan bersih (net revenues/sales), serta biaya (beban) untuk mewujudkan penjualan tersebut baik berupa bahan baku dan biaya utama lainnya. Setelah dikurangi beban pokok inilah akhirnya kita bisa membaca yang namanya laba kotor (gross profit/income). Laba kotor artinya laba yang diperoleh dari hasil operasi penjualan sebelum dikurangi biaya-biaya lain yang tidak berhubungan dengan penjualan. Dari sana kita bisa tahu biaya administrasi untuk menjalankan perusahaan, biaya pemasaran, dll. Setelah dikurangi biaya rutin perusahaan inilah maka kita akan mendapatkan yang namanya laba usaha (operating income). Tapi nilai ini belum dipotong oleh pajak, biaya laba/rugi kurs dll. Setelah dikurangi biaya pajak dan kurs inilah maka kita akan mendapatkan nilai akhir yang bernama laba bersih (net income). Angka inilah yang merupakan keuntungan/kerugian perusahaan. Nilai akhir dari laba bersih inilah yang kemudian bisa diatribusikan kepada pemegang saham. Dalam laporan ini biasanya kita juga bisa mendapatkan data laba bersih per saham. Seandainya ada perusahaan yang tidak mencantumkan angka ini, bisa kita hitung sendiri dengan cara membagi laba bersih dengan jumlah saham beredar.
Laporan laba/rugi menggambarkan sumber-sumber penghasilan yang diperoleh perusahaan dalam menjalankan usahanya, dan jenis-jenis beban yang harus ditanggung perusahaan. Jadi, laporan laba/rugi adalah laporan yang menunjukkan pendapatan dan beban pada akhir periode akuntansi.
Laporan laba rugi atau perhitungan laba rugi dapat disajikan dalam dua bentuk, yaitu sebagai berikut.
a.      Bentuk Langsung (Single Step)
Penyajian laporan laba/rugi dengan bentuk single step dilakukan dengan menjumlahkan semua pendapatan menjadi satu, demikian pula bebannya. Setelah itu dicari selisihnya untuk mengetahui laba dan rugi.

Contoh:
Berdasarkan kertas kerja PD Asih Jaya, Semarang per 31 Desember 2005 (Tabel 2.4) dapat dibuat laporan laba/rugi sebagai berikut.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDEYDF5QcowGWOIBSUahUkHfr9fL0lCDRPs5NZbcM7NvD-B1MEiHzA_ajnHRk-gJjPxhWK6ro2sqEGedbGzsaf51X7kwIb-btIsMqOjh2uRy4seeEq5r7JWEwRB6XOOtKUGkqr2ajhar8/s400/d1.jpg

b.      Bentuk Bertahap (Multiple Step)
Penyajian laporan laba/rugi dengan bentuk multiple step dilakukan dengan memisahkan antara pendapatan usaha dan pendapatan di luar usaha, serta memisahkan pula antara beban usaha dan beban di luar usaha. Setelah itu mencari selisihnya sehingga akan diperoleh laba atau rugi bersih usaha.
Contoh:
Berdasarkan kertas kerja PD Asih Jaya, Semarang per 31 Desember 2005
(Tabel 2.4), dapat dibuat laporan laba/rugi sebagai berikut.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwpDl2fddEk0ROyVw6eAek1L3-LQPRF2qXz9_g08B_UwOA4wrGCuPBnZIgaGVKNws6wDXpqjKeFux5QpZkHQNUKKkxmC4FvO7nBx3xapa7_ol2sASukB8Ev0dHR-seVjayZ3XcdBjd1oU/s400/d2.jpg

II.2.3 Laporan Perubahan Ekuitas/Modal (Capital Statement)
Laporan perubahan modal merupakan laporan yang menunjukkan adanya perubahan modal yaitu dari modal awal menjadi modal akhir. Hal-hal yang perlu diperhitungkan atau yang memengaruhi dalam penyusunan laporan perubahan modal antara lain:
a. besarnya modal awal periode,
b. adanya laba atau rugi usaha,
c. adanya pengambilan pribadi pemilik atau prive,
d. adanya investasi tambahan dari pemilik,
e. besarnya modal akhir periode.
Laporan perubahan modal hanya lazim berlaku dibuat pada perusahaan perseorangan, persekutuan atau firma, dan CV. Sementara itu, untuk perusahaan berbentuk perseroan terbatas (PT) istilah untuk laporan perubahan modal adalah laporan laba ditahan (returned earning statement).

Contoh:
Berdasarkan kertas kerja PD Asih Jaya, Semarang per 31 Desember 2005 (Tabel 2.4), dapat dibuat laporan perubahan modal sebagai berikut.



II.2.4. Laporan Arus Kas
Inilah laporan penting lain yang berguna sebagai mekanisme kontrol apakah pelaporan laba/rugi atau neraca tadi benar. Seperti kita ketahui, kalau ada penjualan barang kepada perusahaan lain, biasanya perusahan tidak langsung menerima dana yang bisa dimasukkan kas, tetapi transaksi penjualan ini akan dimasukkan dalam posisi akuntansi. Inilah gunanya laporan arus kas, di sini kita bisa mengontrol apakah penjualan menghasilkan kas atau tidak. Dalam laporan arus ini ada tiga macam laporan utama berikut:
  • Arus kas dalam aktivitas operasi, berupa penerimaan/pengeluaran uang yang didapat dari jual/beli barang atau jasa, juga pembayaran kas untuk pemasok, karyawan, dll.
  • Arus kas dalam aktivitas investasi, berupa penerimaan/pengeluaran uang dari komponen yang dianggap sebagai unsur investasi. Unsur yang dianggap investasi biasanya kegiatan keuangan lain guna mendapatkan imbal balik baik langsung atau tidak langsung. Kegiatan investasi misalnya pembelian tanah, pembangunan pabrik, atau juga penyertaan modal di perusahaan lain.
  • Arus kas dalam aktivitas pendanaan, berupa penerimaan/pengeluaran uang dari komponen yang dianggap sebagai pendanaan (financing). Suatu misal perusahaan bisa menjual barang kepada perusahaan lain, seluruh stok habis, tapi sayangnya pembayaran baru selesai tiga bulan berikutnya. Maka perusahaan melakukan operasi pendanaan (baca: hutang ke bank) untuk mendapatkan kas segar guna membiayai produksi dan menyediakan stok guna penjualan berikutnya. Seiring perusahaan mendapatkan pembayaran maka mereka bisa membayar kepada bank yang masuk dalam operasi investasi ini.
Laporan arus kas ini penting sekali agar kita bisa paham posisi keuangan dalam kondisi yang sebenarnya, yaitu perputaran uang yang sesungguhnya, bukan posisi keuangan dalam pos akuntansi.
Contoh:
PT ABC
LAPORAN ARUS KAS
Bulan Desember 2011
POS-POS






ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI



Laba (Rugi) Bersih

     24.380.762,00

Penyesuaian-penyesuaian



Cadangan Piutang Tak Tertagih
           799.000,00


Akm. Penyusutan Bangunan
           458.333,00


Akm. Penyusutan Kendaraan
           761.905,00


Akm. Penyusutan Peralatan
           200.000,00


Jumlah Penyesuaian-penyesuaian

        2.219.238,00

Kenaikan dan Penurunan



Piutang Dagang
        8.850.000,00


Piutang Lain-lain
                             -  


Persediaan Barang Dagangan
   (20.250.000,00)


Persediaan Suplies Kantor
         (500.000,00)


Sewa dibayar di muka
        1.500.000,00


Asuransi dibayar di muka
           300.000,00


Hutang Dagang
     18.000.000,00


Hutang Lancar Lainnya
   200.000.000,00


Jumlah Kenaikan dan Penurunan

   207.900.000,00

Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi







ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI



Tanah
                             -  


Bangunan
                             -  


Kendaraan
                             -  


Peralatan Kantor
     (2.000.000,00)


Jumlah Arus Kas dari Aktivitas Investasi

     (2.000.000,00)





ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN



Hutang Jangka Panjang
                             -  


Modal Saham
                             -  


Jumlah Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan

                             -  





Kenaikan/Penurunan Bersih Kas dan Setara Kas

   232.500.000,00

Kas dan Setara Kas Awal

   319.500.000,00

Kas dan Setara Kas Akhir

   552.000.000,00



                   


BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan
Laporan keuangan (financial statement) adalah hasil akhir dari akuntansi yang merupakan suatu ringkasan transaksi keuangan. Laporan keuangan disajikan dengan maksud memberikan informasi mengenai posisi harta, utang, dan modal serta perolehan laba atau rugi yang menunjukkan hasil aktivitas yang terjadi dalam rumah tangga perusahaan dan membantu pimpinan dalam pengambilan keputusan.

Seperti dalam perusahaan jasa, pada umumnya laporan keuangan yang disusun dalam perusahaan dagang meliputi:
1. laporan laba/rugi,
2. laporan perubahan modal,
3. neraca,
4. laporan arus kas.

III.2.  Saran
Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari bahwa masih jauh dari kesempurnaanya dan adapun kelemahan-kelemahan dari penulis dalam penulisan makalah ini, baik itu kurangnya fasilitas yang mendukung seperti buku-buku referensi yang begitu terbatas dalam menjamin penyelesaian penulisan makalah ini sehingga kritik dan saran yang bersifat  konstruktif baik itu dari bapak dosen maupun dari rekan-rekan mahasiswa/i sangatlah diharapkan untuk membantu prosses penulisan lebih lanjut.


DAFTAR PUSTAKA

http://ssbelajar.blogspot.com/2012/09/laporan-keuangan-perusahaan-dagang.html

Paling Sering Dibaca