Laman

Wednesday, 29 May 2013

Teori Sampling Pekerjaan Secara Umum


Sampling kerja atau biasa disebut work sampling, Ratio delay, Study atau Random observation method adalah salah satu teknik untuk mengadakan sejumlah besar pengamatan terhadap aktivitas kerja dari mesin, proses atau pekerja /operator. Pengukuran kerja dengan cara ini diklasifikasiakan sebagai pengukuran kerja secara langsung karena kegiatan pengukuran kerja secara langsung karena kegiatan pengukuran harus dilakukan secara langsung ditempat kerja yang diteliti. (sritomo,1989).
       Metode sampling kerja dikembangkan berdasarkan humum probabilitas atau sampling. Oleh karena itu, pengamatan terhadap suatu objek yang ingin diteliti tidak perlu dilaksanakan secara menyeluruh (populasi) melainkan cukup dilaksanakan dengan mengambil sampel pengamatan yang diambil secara acak      (random).
       Suatu sampel yang diambil secara random dari suatu grup populasi yang besar akan cenderung memiliki pola distribusi yang sama seperti yang dimiliki oleh populasi tersebut. Apabila sampel yang dimiliki oleh sampel tersebut tidak akan jauh berbeda dibandingkan dengan karakteristik dan populasinya.
       Banyaknya pengamatan yang harus dilakukan dalam kegiatan sampling kerja dipengaruhi oleh dua factor yaitu:
1.    Tingkat kepercayaan (Confidence Level)
2.    Tingkat Keteletian (Degre of Accuracy)
       Dengan mengasusmsikan bahwa terjadinya keadaan operator atau sebuah
Fasilitas yang akan menganggur (idle) atau produktif mengikuti pola distribusi normal, maka jumlah pengamatan yang seharusnya dilaksanakan dapat dicari  berdasarkan formulasi sebagai beikut:
  
 
Dimana:
p = Persentase kegiatan yang diamati (persentase produktif) dalam angka decimal.
k = Konstanta yang besarnya tergantung tingkat kepercayaan yang diambil.
s = Tingkat ketelitian yang dikehendaki dalam angka decimal.
            Secara garis besar metode sampling kerja ini dapat digunakan untuk :

1. Mengukur ratio delay dari sejumlah mesin, operator/ karyawan atas fasilitas kerja lainnya.
2. Menetapkan performance level dan seseorang selama waktu kerja berdasarkan aktu-waktu dimana orang itu bekerja atau tidak bekerja (terutama pekerja manual)

3. Menentukan waktu baku untuk suatu proses operasi kerja.
 

(Sumber : Wignjoesubroto,Sritomo.2006.Ergonomi study Gerak dan Waktu.Surabaya: ITS)



Related Post:

Share On:

No comments:

Post a Comment

Paling Sering Dibaca