KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat Rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan Makala ini tepat pada waktunya. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan Makalah ini terjadi banyak kekurangan yang mana
disebabkan karena keterbatasan wawasan dan kemampuan yang kami miliki.
Oleh sebab itu saran dan kritik dari teman-teman khususnya para dosen
dan pembimbing sangat kami harapkan demi untuk
perbaikan yang positif pada penulisan Makalah pada waktu yang akan datang .
Tak lupa pula kami ingin mengucapkan terima kasih kepada
seluruh pihak
yang telah memberikan sumbangsih pemikiran yang sangat berarti dan berharga
buat kami sehingga penulisan Makalah
ini dapat terealisasi.
Jakarta, 06 Desember 2012
Penulis,
Nama Lengkap
DAFTAR ISI
Halaman
Judul ………………………………………………………………… 1
Kata
Pengantar ………………………………………………………………... 2
Daftar
Isi ……………………………………………………………………….. 3
BAB I PENDAHULUAN
……………………………………………………... 4
I.1 Latar Belakang
……………………………………………………… 4
I.2 Tujuan..............………………………………………………………. 6
BAB II LANDASAN TEORI
……………………………………………….…. 7
II.1 Pengertian Material
Requiretment Planning ………………………....... 7
II.2 Tujuan Material Requirement Planning ………………................... .... 8
II.3 Kelebihan dan Kelemahan Material Requirement Planning ................... 9
II.3.1. Kelebihan MRP.......................................................................... 9
II.3.2. Kelemahan MRP....................................................................... 10
II.4 Input, Proses dan Output Material Requirement
Planning
.................. 11
II.4.1. Input MRP ............................................................................ 11
II.4.2. Proses MRP ......................................................................... 12
II.4.3. Output MRP .......................................................................... 13
BAB III PENUTUP
………………………………………………………….… 14
III.1 Kesimpulan
……………………………………………………….... 14
III.2 Saran
……………………………………………………………..... 14
DAFTAR PUSTAKA
…………………………………………………………... 15
BAB
I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Suatu perusahaan mempunyai peranan yang
penting dalam perekonomian suatu negara. Sedangkan perusahaan mempunyai
kegiatan yang beragam, mulai perencanaan, proses produksi, personalia,
pembelanjaan dan pendistribusian. Kegiatan-kegiatan tersebut berguna dalam pencapaian
tujuan dari suatu perusahaan.
Pada dasarnya tujuan dari suatu
perusahaan adalah keuntungan berupa uang, apapun bentuk jenis usaha yang
dilakukan. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, maka perusahaan harus
melaksanakan aktivitasnya dengan lancar cepat dan hemat biaya, sehingga dapat
memenuhi selera konsumen dan mendapat kepercayaan yang tinggi sebagai salah
satu modal yang sangat vital. Dengan adanya kepercayaan dari konsumen maka
dapat dipastikan bahwa produk yang dibuat akan dimanfaatkan oleh mereka. Untuk
menjamin kebutuhan-kebuthan konsumen akan produk yang diproduksi oleh
perusahaan maka perushaan perlu mengontrol persediaan yang ada agar siap
menjawab kebutuhan konsumen setiap saat tepat pada waktunya, oleh karena itu
perusahaan hendaklah menerapkan suatu sistem atau metode yang efektif guna
merespon masalah-masalah yang ada.
Salah satu cara untuk mengendalikan
persediaan adalah dengan metode Material Requierment Planning (MRP). MRP
merupakan teknik pendekatan yang bertujuan meningkatkan produktivitas
perusahaan dengan cara menjadwalkan kebutuhan akan material dan komponen untuk
membantu perusahaan dalam mengatasi kebutuhan minimum dari komponen-komponen
yang kebutuhannya dependen dan menjamin tercapainya produksi akhir. Material
Requirement Planning muncul pada tahun 60an oleh Oliver Weight yang berasosiasi
dengan Joseph Oirlicky, yang pertama kali diterapkan di Toyota Company Jepang.
Banyaknya metode dalam manajemen
material yang dapat digunakan untuk menentukan waktu dan volume pengadaan material,
mengharuskan para pengambil keputusan harus menguasai setiap metode pengadaan
material dalam manajemen material, mengetahui kelebihan dan kekurangan setiap
metode serta dapat menggunakan metode yang tepat sesuai dengan keadaan yang
dihadapi. Salah satu metode didalam manajemen material adalah Material
Requirement Planning (MRP) yang pada mulanya adalah suatu metode pemesanan
material, maka pada saat ini metode tersebut telah digunakan sebagai alat
perencanaan dan pengawasan terhadap fungsi manajemen. Material requirement
planning juga merupakan konsep dari suatu mekanisme untuk menghitung material
yang dibutuhkan, kapan diperlukan dan berapa banyak.
Pada perusahaan yang bergerak dibidang
perdagangan yang menghasilkan barang jadi, proses produksi merupakan kegiatan
inti dari perusahaan tersebut. Produksi bisa berjalan dengan lancar apabila
bahan baku yang merupakan input dari proses produksi tersedia sesuai dengan
kebutuhan. Tersedianya bahan baku tidak lepas dari perencanaan (planning) dan
pengendalian (controlling). Perencanaan bahan baku bermanfaat untuk menjaga
kelangsungan proses produksi yang berdampak pada kelangsungan hidup perusahaan
dan untuk mengantisipasi pada setiap permintaan konsumen yang datang secara
tidak terduga. Dengan adanya persediaan bahan baku maka perusahaan dapat
memenuhi permintaan konsumen. Sistem yang dapat digunakan untuk pengadaan bahan
baku adalah MRP (Material Requirement Planning) atau sistem kebutuhan bahan
baku. Sistem MRP dapat digunakan untuk mengetahui jumlah bahan baku yang akan
dipesan sesuai dengan kebutuhan untuk produksi dengan memperhitungkan juga
biaya-biaya yang akan timbul akibat dari persediaan, seperti biaya pemesanan
dan biaya penyimpanan.
I.2 Tujuan
1) . Mengetahui pengertian dari Material Requirement Planning.
2) . Mampu menjelaskan tujuan dari Material Requirement Planning
3)
. Mampu
menjelaskan Kelebihan dan Kekurangan Material
Requirement
Planning
4)
. Mengetahui
Input,
Proses, dan Output dari Material
Requirement
Planning
BAB
II
LANDASAN
TEORI
II.1. Pengertian Material
Requirement Planning
Perencanaan kebutuhan material
(MRP) dapat didefinisikan sebagai suatu teknik atau set prosedur yang
sistematis untuk penentuan kuantitas serta waktu dalam proses perencanaan dan
pengendalian item barang (komponen) yang tergantung pada item–item tingkat
(level) yang lebih tinggi (dependent demand). Ada 4 kemampuan yang menjadi ciri
utama dari sistem MRP yaitu:
1.
Mampu menentukan kebutuhan pada saat yang tepat.
2. Membentuk kebutuhan minimal untuk setiap item.
3. Menentukan pelaksanaan rencana pemesanan.
4. Menentukan penjadwalan ulang atau pembatalan atas suatu jadwal yang sudah direncanakan.
2. Membentuk kebutuhan minimal untuk setiap item.
3. Menentukan pelaksanaan rencana pemesanan.
4. Menentukan penjadwalan ulang atau pembatalan atas suatu jadwal yang sudah direncanakan.
Perencanaan kebutuhan material
atau sering dikenal dengan Material Requirement Planning (MRP) adalah
suatu sistem informasi yang terkomputerisasi untuk mengatur persediaan
permintaan yang dependent dan mengatur jadwal produksi. Sistem ini bertujuan
untuk mengurangi tingkat persediaan dan meningkatkan produktivitas. Terdapat
dua hal penting dalam MRP yaitu lead time, dan berapa banyaknya jumlah material
yang siap dipesan
Dengan metode MRP dapat memesan
sejumlah barang atau persediaan sesuai dengan jadwal produksi, maka tidak akan
ada pembelian barang walaupun persediaan telah berada pada tingkat terendah.
MRP dapat mengatasi masalah-masalah kompleks dalam persediaan yang memproduksi
banyak produk. Masalah yang ditimbulkannya antara lain kebingungan inefisiensi,
pelayanan yang tidak memuaskan konsumen, dll.
Penentuan kebutuhan material yang
pasti dalam proses produksi akan meminimalkan kerugian yang timbul dalam
kaitannya dengan persediaan. Dengan menggunakan metode MRP untuk melakukan
penjadwalan produksi, maka perusahaan akan menentukan secara tepat perencanaan
tanggal penyelesaian pekerjaan yang realistik, pekerjaan dapat selesai tepat
pada waktunya, janji kepada konsumen dapat ditepati dan waktu tengang pemesanan
dapat dikurangi.
II.2. Tujuan Material
Requirement
Planning
Secara umum, sistem MRP dimaksudkan untuk mencapai
tujuan sebagai berikut :
1.
Meminimalkan Persediaan
MRP menentukan berapa banyak dan kapan suatu komponen diperlukan disesuaikan dengan Jadwal Induk Produksi (JIP). Dengan menggunakan komponen ini, pengadaan (pembelian) atas komponen yang diperlukan untuk suatu rencana produksi dapat dilakukan sebatas yang diperlukan saja sehingga dapat meminimalkan biaya persediaan.
MRP menentukan berapa banyak dan kapan suatu komponen diperlukan disesuaikan dengan Jadwal Induk Produksi (JIP). Dengan menggunakan komponen ini, pengadaan (pembelian) atas komponen yang diperlukan untuk suatu rencana produksi dapat dilakukan sebatas yang diperlukan saja sehingga dapat meminimalkan biaya persediaan.
2.
Mengurangi resiko karena keterlambatan produksi atau pengriman
MRP mengidentifikasikan banyaknya bahan dan komponen yang diperlukan baik dari segi jumlah dan waktunya dengan memperhatikan waktu tenggang produksi maupun pengadaan atau pembelian komponen, sehingga memperkecil resiko tidak tersedianya bahan yang akan diproses yang mengakibatkan terganggunya rencana produksi.
MRP mengidentifikasikan banyaknya bahan dan komponen yang diperlukan baik dari segi jumlah dan waktunya dengan memperhatikan waktu tenggang produksi maupun pengadaan atau pembelian komponen, sehingga memperkecil resiko tidak tersedianya bahan yang akan diproses yang mengakibatkan terganggunya rencana produksi.
3.
Komitmen yang realistis
Dengan MRP, jadwal produksi diharapkan dapat dipenuhi sesuai dengan rencana, sehingga komitmen terhadap pengiriman barang dilakukan secara lebih realistis. Hal ini mendorong meningkatnya kepuasan dan kepercayaan konsumen.
Dengan MRP, jadwal produksi diharapkan dapat dipenuhi sesuai dengan rencana, sehingga komitmen terhadap pengiriman barang dilakukan secara lebih realistis. Hal ini mendorong meningkatnya kepuasan dan kepercayaan konsumen.
4.
Meningkatkan efisiensi
MRP juga mendorong peningkatan efisiensi karena jumlah persediaan, waktu produksi, dan waktu pengiriman barang dapat direncanakan lebih baik sesuai dengan Jadwal Induk Produksi (JIP).
MRP juga mendorong peningkatan efisiensi karena jumlah persediaan, waktu produksi, dan waktu pengiriman barang dapat direncanakan lebih baik sesuai dengan Jadwal Induk Produksi (JIP).
Dengan
demikian terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan MRP (Material Requirements
Planning), yaitu :
a. Menentukan kebutuhan pada saat yang
tepat
Kapan pekerjaan harus selesai atau material harus tersedia agar Jadwal Induk Produksi (JIP) dapat terpenuhi.
b. Menentukan kebutuhan minimal setiap item melalui sistem penjadwalan.
c. Menentukan pelaksanaan rencana pemesanaan.
Kapan pemesanan atau pembatalan pemesanan harus dilakukan.
d. Menentukan penjadwalan ulang atau pembatalan atas suatu jadwal yang harus direncanakan didasarkan pada kapasitas yang ada.
Kapan pekerjaan harus selesai atau material harus tersedia agar Jadwal Induk Produksi (JIP) dapat terpenuhi.
b. Menentukan kebutuhan minimal setiap item melalui sistem penjadwalan.
c. Menentukan pelaksanaan rencana pemesanaan.
Kapan pemesanan atau pembatalan pemesanan harus dilakukan.
d. Menentukan penjadwalan ulang atau pembatalan atas suatu jadwal yang harus direncanakan didasarkan pada kapasitas yang ada.
II.3. Kelebihan dan Kelemahan Material Requirement Planning
II.3.1.
Kelebihan MRP
·
Kemampuan
memberi harga lebih kompetitif
·
Mengurangi
harga penjualan
·
Mengurangi
Inventori
·
Pelayanan
pelanggan yang lebih baik
·
Respon
terhadap permintaan pasar lebih baik
·
Kemampuan
mengubah jadwal induk
·
Mengurangi
biaya setup
·
Mengurangi
waktu menganggur
·
Memberi
catatan kemajuan sehingga manager dapat merencanakan order sebelum pesanan
aktual dirilis
·
Memberitahu
kapan memperlambat akan sebaik mempercepat
·
Menunda
atau membatalkan pesanan
·
Mengubah
kuantitas pesanan
·
Memajukan
atau menunda batas waktu pesanan
·
Membantu
perencanaan kapasitas
II.3.2. Kelemahan MRP
Problem
utama penggunaan sistem MRP adalah integritas data. Jika terdapat data salah
pada data persediaan, bill material data/master schedule kemudian juga akan
menghasilkan data salah. Problem utama lainnya adalah MRP systems membutuhkan
data spesifik berapa lama perusahaan menggunakan berbagai komponen dalam
memproduksi produk tertentu (asumsi semua variable). Desain sistem ini juga
mengasumsikan bahwa "lead time" dalam proses in manufacturing sama untuk
setiap item produk yang dibuat.
Proses
manufaktur yang dimiliki perusahaan mungkin berbeda diberbagai tempat. Hal ini
berakibat terjadinya daftar pesanan yang berbeda karena perbedaaan jarak yang
jauh. The overall ERP system dapat digunakan untuk mengorganisaisi sediaan dan
kebutuhan menurut individu perusaaannya dan memungkinkan terjadinya komunikasi
antar perusahaan sehingga dapat mendistribuskan setiap komponen pada kebutuan
perusahaan.
Hal
ini mengindikasikan bahwa sebuah sistem enterprise perlu diterapkan sebelum
menerapkan sistem MRP. Sistem ERP system dibutuhkan untuk menghitung secara
reguler dengan benar bagaimana kebutuhan item sebenarnya yang harus disediakan
untuk proses produksi.
MRP
tidak mengitung jumlah kapasitas produksi. Meskipun demikian, dalam jumlah yang
besar perlu diterapkan suatu sistem dalam tingkatan lebih lanjut, yaitu MRP II.
MRP II adalah sistem yang mengintegrasikan aspek keuangan. Sistem ini mencakup
perencanaan kapasitas
- Kegagalan dalam mengaplikasikan sistem MRP biasanya disebabkan oleh ;
Kurangnya
komitmen top manajemen, Kesalahan memandang MRP hanyalah software yang hanya
butuh digunakan secara tepat, integrasi MRP JIT yang tidak tepat, Membutuhkan
pengoperasian yang akurat,
dan Terlalu kaku.
II.4. Input, Proses, Output Material
Requirement
Planning
II.4.1. Input
MRP
Input yang dibutuhkan dalam konsep MRP, yaitu
sebagai berikut :
1. Jadwal Induk Produksi (Master Production Schedule), merupakan ringkasan skedul produksi produk jadi untuk periode mendatang yang dirancang berdasarkan pesanan pelanggan atau peramalan permintaan. JIP berisi perencanaan secara mendetail mengenai jumlah produksi yang dibutuhkan untuk setiap produk akhir beserta periode waktunya untuk suatu jangka perencanaan dengan memperhatikan kapasitas yang tersedia. Sistem MRP mengasumsikan bahwa pesanan yang dicatat dalam JIP adalah pasti, kendatipun hanya merupakan peramalan.
1. Jadwal Induk Produksi (Master Production Schedule), merupakan ringkasan skedul produksi produk jadi untuk periode mendatang yang dirancang berdasarkan pesanan pelanggan atau peramalan permintaan. JIP berisi perencanaan secara mendetail mengenai jumlah produksi yang dibutuhkan untuk setiap produk akhir beserta periode waktunya untuk suatu jangka perencanaan dengan memperhatikan kapasitas yang tersedia. Sistem MRP mengasumsikan bahwa pesanan yang dicatat dalam JIP adalah pasti, kendatipun hanya merupakan peramalan.
2. Status Persediaan (Inventory Master File atau
Inventory Status Record), merupakan catatan keadaan persediaan yang
menggambarkan status semua item yang ada dalam persediaan yang berkaitan
dengan:
a. Jumlah persediaan yang dimiliki
pada setiap periode (on hand inventory).
b. Jumlah barang yang sedang dipesan dan kapan pesanan tersebut akan datang (on order inventory).
c. Lead time dari setiap bahan.
b. Jumlah barang yang sedang dipesan dan kapan pesanan tersebut akan datang (on order inventory).
c. Lead time dari setiap bahan.
3.
Struktur Produk (Bill Of Material), merupakan kaitan antara produk dengan
komponen penyusunnya yang memberikan informasi mengenai daftar komponen,
campuran bahan dan bahan baku yang diperlukan untuk membuat produk. BOM juga
memberikan deskripsi, penjelasan dan kuantitas dari setiap bahan baku yang
diperlukan untuk membuat satu unit produk.
II.4.2.
Proses MRP
Langkah–langkah dasar dalam penyusunan MRP, yaitu antara lain:
Langkah–langkah dasar dalam penyusunan MRP, yaitu antara lain:
1.
Netting
yaitu proses
perhitungan jumlah kebutuhan bersih untuk setiap periode selama horison
perencanaan yang besarnya merupakan selisih antara kebutuhan kotor dengan
jadwal penerimaan persediaan dan persediaan awal yang tersedia.
2.
Lotting
yaitu penentuan besarnya ukuran jumlah pesanan (lot
size) yang optimal untuk sebuah item berdasarkan kebutuhan bersih yang
dihasilkan.
3.
Offsetting
yaitu proses yang bertujuan untuk menentukan saat
yang tepat melaksanakan rencana pemesanan dalam pemenuhan kebutuhan bersih.
Penentuan rencana saat pemesanan ini diperoleh dengan cara mengurangkan
kebutuhan bersih yang harus tersedia dengan waktu ancang-ancang (lead time).
4.
Exploding
merupakan proses perhitungan dari ketiga langkah
sebelumnya yaitu netting, lotting dan offsetting yang dilakukan untuk komponen
atau item yang berada pada level dibawahnya berdasarkan atas rencana pemesanan
II.4.3. Output MRP
Output MRP sekaligus juga mencerminkan kemampuan dan ciri dari MRP, yaitu :
Output MRP sekaligus juga mencerminkan kemampuan dan ciri dari MRP, yaitu :
1. Planned Order Schedule (Jadwal Pesanan Terencana)
penentuan jumlah kebutuhan material serta waktu pemesanannya untuk masa yang
akan datang.
2. Order Release Report (Laporan Pengeluaran
Pesanan) berguna bagi pembeli yang akan digunakan untuk bernegoisasi dengan
pemasok dan berguna juga bagi manajer manufaktur yang akan digunakan untuk
mengontrol proses produksi.
3. Changes to Planning Orders (Perubahan terhadap
pesanan yang telah direncanakan) yang merefleksikan pembatalan pesanan,
pengurangan pesanan dan pengubahan jumlah pesanan.
4. Performance Report (Laporan Penampilan), suatu
tampilan yang menunjukkan sejauh mana sistem bekerja, kaitannya dengan
kekosongan stok dan ukuran yang lain.
BAB
III
PENUTUP
III.1.
Kesimpulan
Material
Requirement Planning merupakan suatu sistem yang mengatur bahan-bahan material
yang dibutuhkan untuk proses produksi karena dengan MRP perusahaan dapat
mengefisiensikan gudang dan sekaligus mencegah kemungkinan kehabisan bahan
material atau suatu sistem penjadwalan kebutuhan bahan baku berdasarkan tahap
waktu untuk operasi produksi.
Secara umum, sistem MRP dimaksudkan untuk mencapai
tujuan sebagai berikut :
5.
Meminimalkan Persediaan
6.
Mengurangi resiko karena keterlambatan
produksi atau pengriman
7.
Komitmen yang realistis
8. Meningkatkan
efisiensi
III.2.
Saran
Dalam penyusunan
makalah ini penulis menyadari bahwa masih jauh dari kesempurnaanya dan adapun kelemahan-kelemahan dari penulis
dalam penulisan makalah ini, baik itu kurangnya fasilitas yang mendukung
seperti buku-buku referensi yang begitu terbatas dalam menjamin penyelesaian
penulisan makalah ini sehingga kritik dan saran yang bersifat konstruktif
baik itu dari bapak dosen maupun dari rekan-rekan mahasiswa/i sangatlah
diharapkan untuk membantu prosses penulisan lebih lanjut.
DAFTAR
PUSTAKA
Herry P. Chandra cs,2001,
Material Requirement Planning
Zulian Yamit, Drs. Msi, Manajemen
Persediaan, Penerbit Ekonesia Kampus Fakultas Ekonomi UII Yogyakarta.
Eddy Herjanto, Manajemen Produksi
dan Operasi, Penerbit PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 1999.
http://sistemmanufaktur.blogspot.com/
permisi mau tanya
ReplyDeletePunya contoh perhitungan MRPnya?
I am usually searching for brand spanking new data on this crucial topic, and am
ReplyDeletespecifically stoked once I locate sites that are well-written and well-researched.
I want to thank you for offering this kind of excellent info,
and I take a look ahead to reading more right from the blog in the long term future.