Penjadwalan
adalah kegiatan pengalokasian sumber-sumber atau mesin-mesin yang ada untuk
menjalankan sekumpulan tugas dalam jangka waktu tertentu. (Baker,1974).
Penjadwalan produksi adalah suatu kegiatan memasukkan sejumlah produk yang
telah direncanakan ke dalam proses pengerjaannya (John E Biegel,1992).
Penjadwalan adalah proses pengurutan pembuatan produk secara menyeluruh pada beberapa
mesin (Conway,et,al,1967). Penjadwalan juga didefinisikan sebagai rencana
pengaturan urutan kerja serta pengalokasian sumber, baik waktu maupun fasilitas
untuk setiap operasi yang harus diselesaikan (Vollman,1998). Dari beberapa
definisi yang telah disebutkan maka dapat ditarik satu definisi “Penjadwalan
adalah suatu kegiatan perancangan berupa pengalokasian sumber daya baik mesin
maupun tenaga kerja untuk menjalankan sekumpulan tugas sesuai prosesnya dalam
jangka waktu tertentu”.
Unsur-unsur vital didalam
model-model penjadwalan adalah sumber-sumber dan tugas-tugas.Sumber-sumber
biasanya dikenal dengan mesin-mesin sedangkan tugas-tugas dikenal dengan job
atau pekerjaan.
Menurut L. Bethel dalam bukunya “Industrial Organization and Management” memberikan definisi penjadwalan atau scheduling sebagai berikut :
Menurut L. Bethel dalam bukunya “Industrial Organization and Management” memberikan definisi penjadwalan atau scheduling sebagai berikut :
Penjadwalan produksi
merupakan proses penentuan pekerjaan yang akan dilakukan. Penjadwalan (scheduling) adalah suatu tahapan dari
pengawasan produksi yang menetapkan pekerjaan dalam urut-urutan yang sesuai
dengan prioritasnya dan kemudian dilengkapi pelaksanaan rencana tersebut pada
waktu yang tepat dengan urutan yang benar, sehingga berhubungan dengan kapan
suatu pekerjaan akan dilaksanakan pada suatu bagian produksi.
Tujuan penjadwalan, adalah
sebagai berikut:
1. Menurut
Baker (1974), tujuan penjadawalan umumnya adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan
produktifitas mesin, yaitu dengan mengurangi waktu mesin menganggur.
b. Mengurangi
persediaan barang setengah jadi dengan jalan mengurangi jumlah rata-rata
pekerjaan yang menunggu dalam antrian suatu mesin karena mesin tersebut sibuk.
c. Mengurangi
keterlambatan suatu pekerjaan. Setiap pekerjaan mempunyai batas waktu (due date) penyelesaian, jika pekerjaan
tersebut diselesaikan melewati batas waktu yang ditentukan maka pekerjaan
tersebut dinyatakan terlambat. Dengan metoda penjadwalan maka keterlambatan ini
dapat dikurangi, baik waktu maupun frekuensi.
2. Menurut
Narasimhan (1985), penjadwalan yang baik seharusnya simpel, mudah dimengerti
dan dapat dilaksanakan oleh pihak manajemen dan oleh siapapun yang
menggunakannya. Aturan-aturan penjadwalan seharusnya cukup kuat tetapi
mempunyai tujuan yang realistis sehingga cukup flexible untuk memecahkan
masalah yang tidak terprediksi sebelumnya dan membolehkan satu perencanaan
ulang.
3. Bedworth
(1987) mengidentifikasikan beberapa tujuan dari aktivitas penjadwalan, adalah
sebagai berikut:
a. Meningkatkan
penggunaan sumber daya atau mengurangi waktu tunggunya, sehingga total waktu
proses dapat berkurang dan produktivitas dapat meningkat.
b. Mengurangi
persediaan barang setengah jadi atau mengurangi sejumlah pekerjaan menunggu
dalam antrian ketika sumber daya yang ada masih mengerjakan tugas yang lain.
Teori Baker mengatakan, jika aliran kerja suatu jadwal konstan, maka antrian
yang mengurangi rata-rata waktu alir akan mengurangi rata-rata persediaan barang
setengah jadi.
c. Mengurangi
beberapa kelambatan pada pekerjaan yang mempunyai batas waktu penyelesaian
sehingga akan meminimalisasi penalty cost (biaya kelambatan).
d. Membantu
pengambilan keputusan mengenai perencanaan kapasitas pabrik dan jenis kapasitas
yang dibutuhkan sehingga penambahan biaya yang mahal dapat dihindarkan.
No comments:
Post a Comment