Puji syukur ke hadirat Allah SWT
karena telah melimpahkan
rahmatNya sehingga makalah Jenis
– Jenis Laporan Keuangan ini
dapat terselesaikan tepat
pada
waktunya. Makalah ini dibuat guna menunjukkan partisipasi kami dalam menyelesaikan
tugas pembuatan
makalah sebagai salah satu
penunjang nilai mata kuliah Analisis Finansial. Tak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Semoga
makalah ini bermanfaat untuk memberikan
kontribusi kepada mahasiswa prodi teknik industri sebagai bekal pengalaman nyata.
Dan tentunya makalah ini masih sangat
jauh dari sempurna. Untuk itu kepada
dosen kami minta masukannya demi
perbaikan pembuatan makalah kami di masa
yang akan datang.
Makassar, 14 februari 2013
Nama
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Masalah
Laporan keuangan disusun berdasarkan
Standar Akuntansi Keuangan
(SAK) yang telah ditetapkan oleh Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI). SAK memberikan fleksibilitas bagi manajemen dalam memilih
metode maupun estimasi akuntansi yang dapat digunakan. Wardhani (2008)
menyatakan fleksibilitas tersebut akan mempengaruhi perilaku manajer
dalam melakukan pencatatan akuntansi dan pelaporan transaksi keuangan
perusahaan. Kebebasan dalam memilih metode ini, dapat dimanfaatkan untuk
menghasilkan laporan keuangan yang berbeda-beda di setiap perusahaan. Karena aktivitas
perusahaan yang dilingkupi dengan ketidakpastian maka penerapan prinsip
konservatisme menjadi salah satu pertimbangan perusahaan dalam
kaitannya dengan akuntansi dan laporan keuangannya. Konsep ini mengakui biaya
dan rugi lebih cepat, mengakui pendapatan dan untung lebih lambat, menilai
aktiva dengan nilai yang terendah, dan kewajiban dengan nilai yang tertinggi.
Konservatisme merupakan prinsip akuntansi yang jika diterapkan akan menghasilkan
angka-angka pendapatan dan aset cenderung rendah, serta angka-angka biaya
cenderung tinggi. Akibatnya, laporan keuangan akan menghasilkan laba yang
terlalu rendah (understatement). Kecenderungan seperti itu terjadi karena
konservatisme menganut prinsip memperlambat pengakuan pendapatan serta
mempercepat pengakuan biaya. Secara tradisional, konservatisme dalam akuntansi dapat diterjemahkan melalui
pernyataan tidak mengantisipasi
keuntungan, tetapi megantisipasi semua
kerugian (Watts, 2003a)
I.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan Makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian dari jenis-jenis laporan keuangan
2. Mengetahui poin penting dari masing-masing jenis laporan
keuangan
3. Memberikan contoh dari masing-masing jenis laporan keuangan
4. Mampu menjela menjelaskan hubungan dari masing-masing jenis
laporan keuangan.
BAB
II
LANDASAN
TEORI
II.1. Pengertian Laporan
Keuangan
Laporan keuangan (financial statement) adalah hasil akhir
dari akuntansi yang merupakan suatu ringkasan transaksi keuangan. Laporan
keuangan disajikan dengan maksud memberikan informasi mengenai posisi harta,
utang, dan modal serta perolehan laba atau rugi yang menunjukkan hasil
aktivitas yang terjadi dalam rumah tangga perusahaan dan membantu pimpinan
dalam pengambilan keputusan.
Seperti dalam perusahaan jasa, pada umumnya laporan keuangan
yang disusun dalam perusahaan dagang meliputi:
1. laporan laba/rugi,
2. laporan perubahan modal,
3. neraca,
4. laporan arus kas.
Laporan
Keuangan biasanya dilaporkan oleh perusahaan publik sebanyak empat kali, dalam
periode per tiga bulanan. Tiap laporan biasanya harus sudah bisa diumumkan pada
hari terakhir bulan berikut per masing-masing periode tiga bulanan, misal
laporan Maret harus sudah keluar akhir April, laporan Juni harus keluar Juli,
dst. Pengecualian adalah laporan keuangan periode terakhir pada triwulan ke-4
yang juga dianggap sebagai laporan keuangan tahunan, karena laporan tahunan
harus diaudit, maka penerbitannya agak lama dan biasanya maksimal tanggal 31
Maret setiap tahunnya. Kadangkala ada perusahaan yang agak terlambat
menerbitkan laporannya. Kita perlu menaruh perhatian untuk kasus-kasus ini. Apa
ada masalah dengan keuangan perusahaan sehingga proses pelaporan harus menunggu
agak lama.
Contoh:
Contoh laporan tahunan
di media bisa dilihat di bawah ini:
Laporan keuangan di atas adalah laporan keuangan
tahunan (yang sudah diaudit) dari PT Colorpak Indonesia Tbk (CLPI). Ini adalah versi laporan
keuangan yang dilaporkan di media.
Ada
beberapa cara untuk mendapatkan laporan keuangan:
- Dari media massa tempat dimuatnya laporan keuangan. Cara ini paling tidak efisien karena kita harus minimal berlangganan media tersebut, biasanya adalah harian bisnis yang terkemuka seperti Bisnis Indonesia, Investor Daily, atau harian umum Kompas.
- Dari Situs perusahaan terkait. Tapi cara ini juga kurang efisien karena kadang-kadang perusahaan jarang memutakhirnya situs mereka.
- Dari Situs IDX (Bursa Efek Indonesia). Ketika kode emiten yang terkait dan Anda akan bisa mengakses sejarah dokumen yang diterbitkan perusahaan, termasuk laporan keuangannya.
- Dari buku laporan tahunan (Annual Report) yang diterbitkan perusahaan. Pada bagian akhir buku ini biasanya terdapat laporan keuangan untuk tahun buku yang dimaksud.
- Cara terakhir, menghubungi sekretaris perusahaan. Ini bila Anda kesulitan mengakses dari berbagai metode di atas.
II.2 Jenis
– Jenis Laporan Keuangan
II.2.1 Laporan Neraca
Seperti
namanya, laporan neraca (balance sheet) berguna untuk
menimbang posisi keuangan perusahaan. Ada sisi kiri untuk Aset dan sisi
kanan untuk Kewajiban dan Ekuitas. Dalam istilah akuntansi kadang-kadang
aset disebut sebagai Aktiva, sedang Kewajiban disebut sebagai Pasiva
(atau liabilities). Perlu diperhatikan penggambaran kiri dan
kanan hanyalah kiasan. Bisa saja laporan aset dilaporkan lebih dulu di
posisi atas, setelah itu laporan kewajiban di bawahnya. Tak usah pusing dengan
istilah-istilah ini. Yang penting kita paham bahwa konsep dasarnya adalah
adanya aset (harta yang dimiliki perusahaan) akan menyebabkan adanya kewajiban
(harta yang dimiliki oleh pemodal dan orang lain).
Ada aturan
akuntansi penting yaitu kedua sisi neraca harus bernilai sama. Maka disebut
seimbang (balance). Aturan ini agar kita bisa mengecek di mana letak
posisi harta perusahaan agar bisa dipantau kesehatan keuangannya. Dari
neraca inilah orang lain dapat membaca di mana, kemana, dan kapan keuangan
perusahaan berubah.
Aset adalah
harta yang dimiliki perusahaan, yang terdiri dari: kas atau setara kas, benda
tak bergerak (seperti tanah, gedung) dan juga barang bergerak seperti
kendaraan, dan bahkan ada juga harta non fisik (seperti nilai yang dibayar
untuk akuisisi anak perusahaan). Aset juga meliputi piutang perusahaan, pajak
yang sudah dibayar di muka, serta biaya-biaya yang sudah dibayar di muka.
Prinsipnya segala sesuatu yang berniai yang bisa diakui milik perusahaan itulah
disebut aset.
Kewajiban dan
Ekuitas menunjukkan asal muasal harta perusahaan berasal. Kewajiban terdiri
dari: hutang perusahaan pada pihak lain, pajak yang belum dibayar, uang muka
dari pihak lain, biaya sewa yang masih berjalan. Ekuitas sendiri menunjukkan
hak milik dari pemegang saham yang terdiri dari dua komponen, yaitu: modal
usaha dan nilai laba usaha (atau kerugian usaha). Prinsipnya segala sesuatu
yang bisa diakui milik pihak lain akan masuk neraca bagian kanan, atau
Kewajiban dan Ekuitas ini.
Yang dimaksud
dengan Neraca adalah laporan yang berisi harta (asset), utang atau
kewajiban-kewajiban pada pihak lain (liebilities) beserta modal (capital) dari
suatu perusahaan pada saat tertentu. Oleh karena itu Neraca terdiri dari tiga
kelompok, yaitu aktiva, kewajiban, dan modal.
Untuk kelompok
aktiva diklasifikasikan dari tingkat likuiditasnya (mudah diuangkan).
Klasifikasi untuk aktiva:
a. Aktiva lancar (Current assets)
b. Aktiva tetap (Fixed assets)
a. Aktiva lancar (Current assets)
b. Aktiva tetap (Fixed assets)
• Aktiva lancar
terdiri dari semua aktiva yang mudah dijadikan uang dalam jangka waktu yang relatif pendek. Aktiva lancar pada umumnya terdiri dari:
1. Kas: uang tunai, uang di bank, cek, wesel pos, dan tabungan di bank.
2. Wesel Tagih (Not Receivable): surat janji (promes) yang datang dari seseorang tentang kesanggupan membayar pada tanggal tertentu. Wesel (promes) ini dapat dijual seketika untuk dijadikan uang tunai.
3. Piutang Dagang (Account Receivable): yaitu tagihan kepada para langganan baik perorangan atau perusahaan sebagai akibat dari kegiatan perusahaan piutang pada umumnya mempunyai jangka waktu yang tetap sesuai dengan perjanjian.
4. Persediaan Barang (Merchandise Inventory): terdiri dari barang dagangan yang sengaja dibeli untuk dijual kembali dalam rangka kegiatan perusahaan.
5. Perlengkapan Toko (Store Sapplies): yaitu semua perlengkapan toko seperti kertas pembungkus, peti-peti kemasan, karton dan sebagainya.
6. Perlengkapan Kantor (Office Supplies): terdiri dari alat-alat tulis seperti kertas tik, kertas stensil, pensil, amplop, blanko-blanko surat, dan sebagainya.
7. Biaya-biaya yang dibayar di muka (Prepaid Expence): yaitu seluruh biaya-biaya yang telah dibayar lebih dahulu walaupun belum masanya. Karena biaya ini telah dibayar di muka, maka kita mempunyai tagihan. Contoh: uang muka sewa.
terdiri dari semua aktiva yang mudah dijadikan uang dalam jangka waktu yang relatif pendek. Aktiva lancar pada umumnya terdiri dari:
1. Kas: uang tunai, uang di bank, cek, wesel pos, dan tabungan di bank.
2. Wesel Tagih (Not Receivable): surat janji (promes) yang datang dari seseorang tentang kesanggupan membayar pada tanggal tertentu. Wesel (promes) ini dapat dijual seketika untuk dijadikan uang tunai.
3. Piutang Dagang (Account Receivable): yaitu tagihan kepada para langganan baik perorangan atau perusahaan sebagai akibat dari kegiatan perusahaan piutang pada umumnya mempunyai jangka waktu yang tetap sesuai dengan perjanjian.
4. Persediaan Barang (Merchandise Inventory): terdiri dari barang dagangan yang sengaja dibeli untuk dijual kembali dalam rangka kegiatan perusahaan.
5. Perlengkapan Toko (Store Sapplies): yaitu semua perlengkapan toko seperti kertas pembungkus, peti-peti kemasan, karton dan sebagainya.
6. Perlengkapan Kantor (Office Supplies): terdiri dari alat-alat tulis seperti kertas tik, kertas stensil, pensil, amplop, blanko-blanko surat, dan sebagainya.
7. Biaya-biaya yang dibayar di muka (Prepaid Expence): yaitu seluruh biaya-biaya yang telah dibayar lebih dahulu walaupun belum masanya. Karena biaya ini telah dibayar di muka, maka kita mempunyai tagihan. Contoh: uang muka sewa.
• Aktiva Tetap (Fixed/Plant Assets)
terdiri dari aktiva yang sifatnya relatif tetap dan mempunyai jangka waktu perputaran lebih dari satu tahun. Aktiva ini dapat berwujud atau tidak berwujud. Adanya aktiva tetap ini untuk menjalankan aktivitas perusahaan bukan untuk dijual. Termasuk di dalamnya antara lain:
1. Peralatan Kantor (Office Equipment): uaitu peralatan kantor yang tahan lama
seperti: meja, kursi, lemari arsip, mesin tik dan peralatan lainnya.
2. Alat Pengangkut (Delivery Equipment): sarana perusahaan yang dipakai untuk mengangkut barang seperti: truk, gerobak, dan sebagainya.
3. Gudang (Building): yaitu bangunan perusahaan baik untuk tempat usaha seperti toko atau kantor.
4. Mesin-mesin (Machinery): yaitu mesin-mesin untuk memperoduksi barang seperti mesin cetak, mesin pintal, tenun, dan sebagainya.
5. Tools (alat-alat): ialah alat-alat untuk menjalankan perusahaan misalnya kunci, catok, dongkrak dan sebagainya.
terdiri dari aktiva yang sifatnya relatif tetap dan mempunyai jangka waktu perputaran lebih dari satu tahun. Aktiva ini dapat berwujud atau tidak berwujud. Adanya aktiva tetap ini untuk menjalankan aktivitas perusahaan bukan untuk dijual. Termasuk di dalamnya antara lain:
1. Peralatan Kantor (Office Equipment): uaitu peralatan kantor yang tahan lama
seperti: meja, kursi, lemari arsip, mesin tik dan peralatan lainnya.
2. Alat Pengangkut (Delivery Equipment): sarana perusahaan yang dipakai untuk mengangkut barang seperti: truk, gerobak, dan sebagainya.
3. Gudang (Building): yaitu bangunan perusahaan baik untuk tempat usaha seperti toko atau kantor.
4. Mesin-mesin (Machinery): yaitu mesin-mesin untuk memperoduksi barang seperti mesin cetak, mesin pintal, tenun, dan sebagainya.
5. Tools (alat-alat): ialah alat-alat untuk menjalankan perusahaan misalnya kunci, catok, dongkrak dan sebagainya.
Inilah kelompok yang termasuk
akun harta, perusahaan semakin besar, semakin
banyak kelompok harta baik harta lancar atau harta tetap.
banyak kelompok harta baik harta lancar atau harta tetap.
Pasiva (liabilities) adalah
kewajiban perusahaan yang harus dibayar kepada pihak ketiga (kreditur). Pasiva
(liabilities) sesuai dengan jangka waktu atau umurnya dibagi dalam:
1. Utang jangka pendek (current liabilities)
2. Utang jangka panjang (long term liabilities)
1. Utang jangka pendek (current liabilities)
2. Utang jangka panjang (long term liabilities)
Utang jangka pendek, yaitu utang
yang harus segera dilunasi, paling lambat umur dari utang ini satu tahun. Yang
termasuk utang jangka pendek di antaranya:
1. Utang Wesel/Wesel Bayar: yaitu
wesel yang harus kita bayar kepada pihak lain yang pernah kita berikan
kepadanya. Biasanya umur utang wesel adalah 30 hari, 60 hari, atau 90 hari.
2. Utang Dagang (Account Payable): utang kepada rekanan (suplier) yaitu utang dalam rangka kegiatan perusahaan, atau utang ini terjadi karena membeli barang yang belum dibayar.
3. Biaya-biaya yang harus dibayar: yaitu biaya-biaya yang belum kita lunasi dalam periode pembukuan tertentu. Misalnya utang gaji, utang upah dan utang-utang biaya lainnya.
2. Utang Dagang (Account Payable): utang kepada rekanan (suplier) yaitu utang dalam rangka kegiatan perusahaan, atau utang ini terjadi karena membeli barang yang belum dibayar.
3. Biaya-biaya yang harus dibayar: yaitu biaya-biaya yang belum kita lunasi dalam periode pembukuan tertentu. Misalnya utang gaji, utang upah dan utang-utang biaya lainnya.
Utang jangka panjang (long term
liabilities), yang termasuk utang ini adalah semua utang yang pembayarannya
relatif lama. Seperti utang obligasi (bond payable), utang hipotek (mortage
payable), dan sebagainya.
Komponen terakhir dari pasiva
adalah modal (capital). Modal/capital diperoleh dari selisih atau nilai lebih
assets dengan liabilities. Nilai lebih ini merupakan hak dari pemilik
perusahaan.
Secara teknis urutan penyusunan
Neraca adalah sebagai berikut:
1. Menuliskan nama perusahaan.
2. Menuliskan jenis laporan, dalam hal ini Neraca.
3. Menuliskan saat keadaan keuangan perusahaan itu dilaporkan, misalnya tanggal, bulan dan tahun tertentu.
4. Menyajikan aktiva, kewajiban dan modal disusun sesuai dengan ketentuan, dan prinsip-prinsip akuntansi Indonesia.
1. Menuliskan nama perusahaan.
2. Menuliskan jenis laporan, dalam hal ini Neraca.
3. Menuliskan saat keadaan keuangan perusahaan itu dilaporkan, misalnya tanggal, bulan dan tahun tertentu.
4. Menyajikan aktiva, kewajiban dan modal disusun sesuai dengan ketentuan, dan prinsip-prinsip akuntansi Indonesia.
Penyusunan Neraca dapat dilakukan
dalam 2 cara:
1. Bentuk laporan (Staffel)
2. Bentuk Scontro
1. Bentuk laporan (Staffel)
2. Bentuk Scontro
Sumber penyusunan Neraca diambil
dari kertas kerja lajur Neraca dengan ketentuan sebagai berikut:
a. untuk aktiva berada di lajur Neraca sebelah debet.
b. untuk kewajiban datanya di lajur Neraca sebelah kredit.
c. untuk modal diambil dari modal akhir hasil laporan perubahan modal.
a. untuk aktiva berada di lajur Neraca sebelah debet.
b. untuk kewajiban datanya di lajur Neraca sebelah kredit.
c. untuk modal diambil dari modal akhir hasil laporan perubahan modal.
Contoh:
Berdasarkan
kertas kerja PD Asih Jaya, Semarang per 31 Desember 2005. dapat disusun
neraca sebagaimana ntampak pada Tabel 2.8 berikut ini.
II.2.2 Laporan Laba/Rugi
(Income Statement)
Seperti namanya,
laporan ini mengungkap bagaimana kinerja perusahaan, apakah menghasilkan
keuntungan atau kerugian. Di dalam laporan ini kita dapat melihat jumlah pendapatan
bersih (net revenues/sales), serta biaya (beban) untuk mewujudkan
penjualan tersebut baik berupa bahan baku dan biaya utama lainnya. Setelah
dikurangi beban pokok inilah akhirnya kita bisa membaca yang namanya laba
kotor (gross profit/income). Laba
kotor artinya laba yang diperoleh dari hasil operasi penjualan sebelum
dikurangi biaya-biaya lain yang tidak berhubungan dengan penjualan. Dari sana
kita bisa tahu biaya administrasi untuk menjalankan perusahaan, biaya
pemasaran, dll. Setelah dikurangi biaya rutin perusahaan inilah maka kita akan
mendapatkan yang namanya laba usaha (operating
income). Tapi nilai ini belum dipotong oleh pajak, biaya laba/rugi
kurs dll. Setelah dikurangi biaya pajak dan kurs inilah maka kita akan
mendapatkan nilai akhir yang bernama laba bersih (net
income). Angka inilah yang merupakan
keuntungan/kerugian perusahaan. Nilai akhir dari laba bersih inilah yang
kemudian bisa diatribusikan kepada pemegang saham. Dalam laporan ini biasanya
kita juga bisa mendapatkan data laba bersih per saham. Seandainya ada
perusahaan yang tidak mencantumkan angka ini, bisa kita hitung sendiri dengan
cara membagi laba bersih dengan jumlah saham beredar.
Laporan laba/rugi menggambarkan sumber-sumber
penghasilan yang diperoleh perusahaan dalam menjalankan usahanya, dan
jenis-jenis beban yang harus ditanggung perusahaan. Jadi, laporan laba/rugi adalah
laporan yang menunjukkan pendapatan dan beban pada akhir periode akuntansi.
Laporan laba rugi atau perhitungan laba rugi
dapat disajikan dalam dua bentuk, yaitu sebagai berikut.
a.
Bentuk Langsung (Single
Step)
Penyajian laporan laba/rugi dengan bentuk single step dilakukan
dengan menjumlahkan semua pendapatan menjadi satu, demikian pula bebannya.
Setelah itu dicari selisihnya untuk mengetahui laba dan rugi.
Contoh:
Berdasarkan kertas kerja PD Asih Jaya, Semarang per 31 Desember
2005 (Tabel 2.4) dapat dibuat laporan laba/rugi sebagai berikut.
b.
Bentuk Bertahap (Multiple
Step)
Penyajian laporan laba/rugi dengan bentuk multiple step dilakukan
dengan memisahkan antara pendapatan usaha dan pendapatan di luar usaha, serta
memisahkan pula antara beban usaha dan beban di luar usaha. Setelah itu mencari
selisihnya sehingga akan diperoleh laba atau rugi bersih usaha.
Contoh:
Berdasarkan kertas kerja PD Asih Jaya,
Semarang per 31 Desember 2005
(Tabel 2.4), dapat dibuat laporan laba/rugi sebagai
berikut.
II.2.3 Laporan Perubahan
Ekuitas/Modal (Capital Statement)
Laporan perubahan modal merupakan laporan yang
menunjukkan adanya perubahan modal yaitu dari modal awal menjadi modal akhir.
Hal-hal yang perlu diperhitungkan atau yang memengaruhi dalam penyusunan
laporan perubahan modal antara lain:
a. besarnya modal awal periode,
b. adanya laba atau rugi usaha,
c. adanya pengambilan pribadi pemilik atau
prive,
d. adanya investasi tambahan dari pemilik,
e. besarnya modal akhir periode.
Laporan
perubahan modal hanya lazim berlaku dibuat pada perusahaan perseorangan,
persekutuan atau firma, dan CV. Sementara itu, untuk perusahaan berbentuk perseroan
terbatas (PT) istilah untuk laporan perubahan modal adalah laporan laba ditahan
(returned earning statement).
Contoh:
Berdasarkan kertas
kerja PD Asih Jaya, Semarang per 31 Desember 2005 (Tabel 2.4), dapat
dibuat laporan perubahan modal sebagai berikut.
II.2.4. Laporan Arus Kas
- Arus kas dalam aktivitas operasi, berupa penerimaan/pengeluaran uang yang didapat dari jual/beli barang atau jasa, juga pembayaran kas untuk pemasok, karyawan, dll.
- Arus kas dalam aktivitas investasi, berupa penerimaan/pengeluaran uang dari komponen yang dianggap sebagai unsur investasi. Unsur yang dianggap investasi biasanya kegiatan keuangan lain guna mendapatkan imbal balik baik langsung atau tidak langsung. Kegiatan investasi misalnya pembelian tanah, pembangunan pabrik, atau juga penyertaan modal di perusahaan lain.
- Arus kas dalam aktivitas pendanaan, berupa penerimaan/pengeluaran uang dari komponen yang dianggap sebagai pendanaan (financing). Suatu misal perusahaan bisa menjual barang kepada perusahaan lain, seluruh stok habis, tapi sayangnya pembayaran baru selesai tiga bulan berikutnya. Maka perusahaan melakukan operasi pendanaan (baca: hutang ke bank) untuk mendapatkan kas segar guna membiayai produksi dan menyediakan stok guna penjualan berikutnya. Seiring perusahaan mendapatkan pembayaran maka mereka bisa membayar kepada bank yang masuk dalam operasi investasi ini.
Laporan
arus kas ini penting sekali agar kita bisa paham posisi keuangan dalam kondisi
yang sebenarnya, yaitu perputaran uang yang sesungguhnya, bukan posisi keuangan
dalam pos akuntansi.
Contoh:
PT ABC
|
|||
LAPORAN ARUS KAS
|
|||
Bulan Desember 2011
|
|||
POS-POS
|
|||
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
|
|||
Laba (Rugi) Bersih
|
24.380.762,00
|
||
Penyesuaian-penyesuaian
|
|||
Cadangan Piutang Tak Tertagih
|
799.000,00
|
||
Akm. Penyusutan Bangunan
|
458.333,00
|
||
Akm. Penyusutan Kendaraan
|
761.905,00
|
||
Akm. Penyusutan Peralatan
|
200.000,00
|
||
Jumlah Penyesuaian-penyesuaian
|
2.219.238,00
|
||
Kenaikan dan Penurunan
|
|||
Piutang Dagang
|
8.850.000,00
|
||
Piutang Lain-lain
|
-
|
||
Persediaan Barang Dagangan
|
(20.250.000,00)
|
||
Persediaan Suplies Kantor
|
(500.000,00)
|
||
Sewa dibayar di muka
|
1.500.000,00
|
||
Asuransi dibayar di muka
|
300.000,00
|
||
Hutang Dagang
|
18.000.000,00
|
||
Hutang Lancar Lainnya
|
200.000.000,00
|
||
Jumlah Kenaikan dan Penurunan
|
207.900.000,00
|
||
Arus Kas Bersih dari Aktivitas
Operasi
|
|||
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
|
|||
Tanah
|
-
|
||
Bangunan
|
-
|
||
Kendaraan
|
-
|
||
Peralatan Kantor
|
(2.000.000,00)
|
||
Jumlah Arus Kas dari Aktivitas
Investasi
|
(2.000.000,00)
|
||
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
|
|||
Hutang Jangka Panjang
|
-
|
||
Modal Saham
|
-
|
||
Jumlah Arus Kas dari Aktivitas
Pendanaan
|
-
|
||
Kenaikan/Penurunan Bersih Kas dan
Setara Kas
|
232.500.000,00
|
||
Kas dan Setara Kas Awal
|
319.500.000,00
|
||
Kas dan Setara Kas Akhir
|
552.000.000,00
|
BAB III
PENUTUP
Laporan keuangan (financial statement) adalah hasil akhir
dari akuntansi yang merupakan suatu ringkasan transaksi keuangan. Laporan
keuangan disajikan dengan maksud memberikan informasi mengenai posisi harta,
utang, dan modal serta perolehan laba atau rugi yang menunjukkan hasil
aktivitas yang terjadi dalam rumah tangga perusahaan dan membantu pimpinan
dalam pengambilan keputusan.
Seperti dalam perusahaan jasa, pada umumnya laporan keuangan
yang disusun dalam perusahaan dagang meliputi:
1. laporan laba/rugi,
2. laporan perubahan modal,
3. neraca,
4. laporan arus kas.
III.2.
Saran
Dalam penyusunan
makalah ini penulis menyadari bahwa masih jauh dari kesempurnaanya dan adapun kelemahan-kelemahan dari penulis
dalam penulisan makalah ini, baik itu kurangnya fasilitas yang mendukung
seperti buku-buku referensi yang begitu terbatas dalam menjamin penyelesaian
penulisan makalah ini sehingga kritik dan saran yang bersifat konstruktif
baik itu dari bapak dosen maupun dari rekan-rekan mahasiswa/i sangatlah diharapkan
untuk membantu prosses penulisan lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
http://ssbelajar.blogspot.com/2012/09/laporan-keuangan-perusahaan-dagang.html